Sabtu, 19 Mei 2012

Ringkasan abhidhamma pitaka


RINGKASAN ABHIDHAMMA PITAKA


Terbagi atas tujuh kitab yaitu :
1.      Dhammasanghani (perincian dhamma).
Kitab ini terbagi dalam empat bab yaitu :
a. citta (kesadaran)
b.rupa (materi)
c. Nikkhepaa (ringkasan)
d.                        Atthuddhara (penjelasan)
Dua puluh tika matikam(kelompok tiga) dan seratus duka matika (kelompok dua) yg berisikan intisari abhidhamma diterangkan. Sebagian besar kitab ini menerangkana tiga yg pertama dari kelompok tiga kusala dhamma, akusala dhamma dan abyakata dhamma. Tercakup diantaranya 13 bhanavara (1 bhanacara 250 syair 1 syair 4 baris, 1 baris 8 huruf, maka 1 bhanavara terdiri dari 8000 huruf) jadi berisikan lebid dari 104.000 huruf.



2.      Vibhanga (pembagian)
Kitab ini terdiri atas delapan belas bagian. Tiga bagian yg pertama ttg khandha (kelompok kehidupan), Ayatana (landasan Indria) dan Dhantu (unsur), adalah yg terpenting. Bab* lainnya adalah ttg sacca (kebenaran), Indriya (pengendalian indriya), paccayakara (asal muasal penyebab), satipatthana (dasar* perhatian), sammappadhana (usaha tertinggi), idhipada(makna pencapaian), bojhanga (faktor kebijaksanaan), jhana (pencerapan), appamanna (tidak terbatas), magga (jalan), sikkhapada (latihan), patisambida (pengetahuan analisis), nana (kebijaksanaan), khuddhakavatthu (pokok kecil), dan dhammahadaya (intisari kebenaran).
Kebanyakan bagian* itu terdiri atas tiga bagaian: penjelasan sutta, penjelasan abhidhamma, dan sebuah tanya jawab (panhapucchaka). Keseluruhan buku ini meliputi 35 bhanavara (280.000 kata)

3.      Dhatukattha (Pembahasan mengenai unsur)
Kitab ini membahas apakah dhamma termasuk atau tidak, berhubungan dg atau terlepas dari khandha (kelompok kehidupan), ayatana (landasan), dan dhatu (unsur) kitab ini terdiri atas empat belas bab, yg keseluruhannya melebihi empat bhanavara (48.000 huruf)

4.      Punggalapannati (penjelasan mengenai orang-orang).
Dalam menerangkan, buku ini menyerupai anguttara nikaya dari sutta pitaka. Kitab ini menerangkan berbagai jenis orang. Terdiri dari 10 bab, bab pertama ttg peseorangan tunggal, yg kedua ttg pasangan, yg ketiga ttg kelompok tiga dan sebagainya. Keseluruhannya melebihi 5 bhanavara (40000 huruf)

5.      Kathavatthu (pokok* pembahasan)
Pengarang kitab ini dianggap Y.A Moggalanaputta tissa tera, yg hidup pada jaman raja Dhammasoka. Beliaulah yg menjadi ketua konsili ketiga yg dilaksanakan dipattaliputta (patna) pada abad ketiga sebelum masehi. Karyua beliau dimasukan dalam abhidhamma pitaka pada konsili tsb. Kitab ini menguraikan paramatha dhamma dalam bentuk tanya jawab.

6.      Yamaka (kitab pasangan)
Dalam kitab ini menguraikan paramatha dhamma secara berpasangan .suatu pertanyaan dan kebalikannya dikelompokkan. Kitab ini terbagi menjadi sepuluh bab , mula (akar), khandha (kelompok kehidupan), ayatana (landasan), dhatu (unsur), sacca (kebenaran), sankhara (benda yg tercipta), aanussaya (kecenderungan yg tersembunya), citta (kesadaran), dhamma, dan indriya (pengendalian diri), keseluruhannya 120 bhanavara (960.000 huruf)

7.      Patthana (kitab hubungan)
Kitab ini yg terpenting dan terpanjang dalam abhidhamma. Istilah patthana berasal dari “pa” (berbagai), dana “thana” (hubungan atau keadaan/paccaya). Disebut demikian karena meng uraikan 24 cara hubungan sebab, tika (kelompok 3) dan duka (kelompok dua) yg sudah diterangkan dalam dhammasangani. Kiatb ini disebut juga maha Pakara (kitab besar).

Catatan.
Istilah paramatha berarti sesuatu yg tidak dibentuk/tidak berubah/tertinggi. Dikenal dua kenyataan, yaitu sammutti sacca yg berartui kebenaran konvesional umum dan paramatha sacca yg berarti kebenaran tertinggi.

Hubungan abhi dgn pancakkhandha

1.Rupakkhanda (kelompok jasmani) adalah Rupa (materi 28
2.Vedanakkhanda (perasaan) yg dimaksud adalah vedana cetasika 1
3.sannakkhandha (pencerapan) yg dimaksud adalah sanna cetasika 1
4.sankharakkhandha (bentuk pikiran) yg dimaksud adalah cetasika 50 (tidak termaksu vedana dan sanna cetasika)
5.Vinnanakkhandha (kesadaran) yg dimaksud adalah citta 89-212

Hubungan abhidhamnma dg ariya sacca 4

1.Dukkha ariyasacca (kesunyataan suci ttg derita) dlm abhi adl lokiya citta 81, cetasika 51 (tidak termaksuk lobha cetasika 1 dan rupa 28
2.dukkasamudaya ariyasacca (kesunyataan muliaa ttg asalm mula dukkha) dlm abhi adl lobha cetasika
3.dukkhanirodha ariyasacca (kesunyataan ttg lenyapnya dukkha) dlm abhi adl nibbhana
4.dukkhanirodhagammini patipada ariyasacca (kenyataan ttg jalan menuju lenyapnya dukkha) dlm abhi adl ariya magga 8 yg bertada dalam magga citta 4-20

CITTA

Citta adalah keadaan yg mengetahui  obyek atau keadaan yg menerima, mengingat, memikir dan mengetahui obyek.
Jumlah citta, bila menurut sifat atau keadaan bahwa kesadaran pikiran itu adalah  kesadaran  yg mengetahui obyek saja, maka kesadaran itu hanya satu. Tetapi bila menurut keadaan yg diketahui dan bagian yg diketahui maka banyak, yaitu mengetahui dalam hal napsu keinginan yg baik dan tidak baik, mengetahui dalam hal rupa jhana(jhana bermateri atau tingkat ketenangan batin bermateri, mengetahui dalam hal arupa jhana (jhana tak bermateri) mengetahui dalam hal nibbana . jadi bila kesadaran itu dihitung secara  terperinci maka ada 89 atau 121 macam bulatan. Dan dibagai dalam 4 bagian, yaitu :
1.kamavacara citta 54 bulataan
2.rupavacara citta 15 bulatan
3.arupavacara citta 12 bulatan
4.lokuttara citta 8 atau 40

I. Kamavacara citta 54
   Dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Akusala citta 12
- lobhamula citta 8
- dosamula citta 2
- mohamula citta 2
     2. Ahetuka citta 18
kesadaran yg tidak bersekutu dg sebab karena kesadaran ini merupakan hasil atau akibat dari pewrbuatan masa lampau. Jadi ahetuka citta kesadaran yg tidak bersekutu dg sebab, yaitu tidak mempunyai hetu 6 ( lobha hetu, dosa hetu, alobha hentu, adosa hetu, amoha hetu)

Ahetuka citta dibagi 3 :
1.Akusala vipaka citta 7
2.Ahetuka kusala citta 8
3.ahetuka kiriya 3
      3. Kamavacarasobhana citta 24
     kesadaran yg berkelana di kamabumi (alam tempat lahirnya kilesa-kiliesa kama dan vatthu kama), tetapi kesadaran ini baik sebab bersekutu dg sobhana cetasika (bentuk* batin yg baik), dimana menimbulkan kefaedahan dan terbebas dari penindasan. Terbagi menjadai 3, yaitu :
1.   Mahakusala citta 8
2.   mahavipaka citta 8
3.   mahakiriya citta 8
II. Rupavaca citta 15
  Kesadaran yg mencapai obyek dari rupajhana atau kesadaran  yg berkelana di rupabhumi. Terbagi menjadi 3, yaitu
  1. Rupavacarakusala citta 5
  2. rupavacaravipaka citta 5
  3. rupavacarakiriya citta 5

III. Arupavacara citta 12
      Kesadaran yg mencapai obyek arupa jhana atau kesadaran  yg berkelana di arupabhumi 4 terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
  1. Arupavacarakusala citta 4
  2. arupavacaravipaka citta 4
  3. arupavacarakiriya citta 4

IV. Lokuttara Citta 8-40
Kesadaran yg berada diluar ketiga dunia, yaitu mempunyai nibbhana sbg obyek, dan nibbhana termasuk keadaan diluar atau diatas ketiga dunia. Terbagi dalam 2  jati (bangsa), yaitu :
Kusala jati 4
Kesadaran ini bersekutu dg ariya magga
Vipaka jati 4
Lokuttaaravipaka citta atau phala citta berjumlah 4 bulatan.
Penjelasan; Kammavacara 54

A.    Akusala citta (kesadaran yg tidak baik/ moral). 12
a. Lobhamula citta (kesadaran yg berarkar pada lobha)
1.Kesadaran yg timbul tanpa ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pandangan salah.
2.Kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pandangan salah.
3.Kesadaran yg timbul tanpa ajakan, disertai kesenangan, tidak  bersekutu dg pandangan salah.
4.Kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pandangan salah.
5.Kesadaran yg timbul tanpa ajakan, disertai kemasabodohan, bersekutu dg pandangan salah.
6.Kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kemasabodohan, bersekutu dg pandangan salah.
7.Kesadaran yg timbul tanpa ajakan, disertai kemasabodohan, tidak  bersekutu dg pandangan salah.
8.Kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kemasabodohan, tidak bersekutu dg pandangan salah.

b.Dosamulaa citta/Patighamula citta (kesadaran yg berarkar pada dosa/patigha)
9.Kesadaran yg timbul tanpa ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg  kebencian.
10.              kesadaran yg timbul dg ajakan disertai ketidaksengan, bersekutu dg kebencian
     
c. Mohamula citta (kesadaran yg berarkar pada moha).
11.              kesadaran yg timbul disertai kemasabodohan, bersekutu dg keragu-raguan.
12.              kesadaran yg timbul disertai  kemasabodohan, bersekutu dg kegelisahan.
     
B.                 Ahetuka Citta 18
a. akusala Vipaka citta 7
1.upekkhasahagatam cakkhuvinnanam, kesadaran yg timbul karena indriya mata melihat obyek bentuk yg tidak baik, disertai masa bodoh, atau kesadaran mata timbul disertai masa  bodoh.
2.upekkhasaahagatam sotavinnanam, kesadaran yg tombul karena indriya telinga mendengar obyek suara yg tidak baik, disertai masa bodoh
3.upekkhasahagatam ghanavinnanam, kesadaran yg timbul karena indriya hidung mencium obyek bau yg tidak sedap diserta masa bodoh.
4.upekkhasahagatam Jivhavinnanam, kesadaran yg timbul karena indriya lidah mencicipi obyek rasa yg tidak lezat diserta masa bodoh.
5.dukkha- sahagatam  kayavinnanam, kesadaran yg timbul karena indriya kulit mencium obyek sentuhan yg tidak baik diserta menyakiti.
6.upekkhasahagatam sampaticchanacittam, kesadaran yg menerima lima obyek hasil  cerapan panca indriya  diserta masa bodoh.
7.Upekkhasahagatam Santiranacittam, kesadaran yg memriksa lima obyek hasil cerapan panca indriya, disertai masa bodoh.

Ahetuka citta 18 dg citta vithi (proses berpikir)
AB – BC – BP – PD – PV – SAMPATICCHANA – Santiracana – Votthapana – Javana 7x – Tadaramana 2x.

C.                 Kammavacarasobhana citta 24
a. Mahakusala citta 8
1.Somanassasahagatam Nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
2.Somanassasahagatam Nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
3.Somanassasahagatam Nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan,tidak bersekutu dg pengetahuan.
4.Somanassasahagatam Nanavippayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pengetahuan.
5.upekkhasahagatam nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
6.upekkhasahagatam nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
7.upekkhasahagatam nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, tidak bersekutu dg pengetahuan.
8.upekkhasahagatam nanavippayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai masa bodoh, tidak bersekutu dg pengetahuan.
     
b.Mahavipaka citta 8
1.Somanassasahagatam nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
2.Somanassasahagatam nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
3.Somanassasahagatam nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pengetahuan.
4.Somanassasahagatam nanavippayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pengetahuan.
5.Upekkhasahagatm nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
6.Upekkhasahagatm nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
7.Upekkhasahagatm nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, tidak bersekutu dg pengetahuan.
8.Upekkhasahagatm nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.

c. Mahakiriya citta 8
1.Somanassasahagatam nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
2.Somanassasahagatam nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, bersekutu dg pengetahuan.
3.Somanassasahagatam nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pengetahuan.
4.Somanassasahagatam nanavippayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai kesenangan, tidak bersekutu dg pengetahuan.
5.Upekkhasahagatm nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
6.Upekkhasahagatm nanasampayuttam sasankharikam, kesadaran yg timbul dg ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.
7.Upekkhasahagatm nanavippayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, tidak bersekutu dg pengetahuan.
8.Upekkhasahagatm nanasampayuttam asankharikam, kesadaran yg timbul dg tanpa ajakan, disertai masa bodoh, bersekutu dg pengetahuan.

Perincian Rupavacara citta 15

a. Rupakusala citta 5
1.Vitakka, vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, pathamajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana pertama yg timbul bersama dg perenungan (vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
2.Vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, dutiyajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana kedua yg timbul bersama dg perenungan  (vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3.Piti, sukha, ekaggatasahitam, tatiyajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana ketiga yg timbul bersama dg perenungan (, piti, sukha, dan ekaggata.
4.Sukha, ekaggatasahitam, catthutajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana keempat yg timbul bersama dg perenungan (sukha, dan ekaggata).
5.Upekkha ekaggatasahitam, pancamajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana kelima yg timbul bersama dg perenungan upekkha dan ekaggata.

b.Rupavacara Vipaka Citta 5
1.Vitakka, vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, pathamajjhana vipakacittam, akibat kesadaran dari jhana pertama yg timbul bersama dg perenungan (vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
2.Vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, dutiyajjhana vipakacittam, akibat kesadaran dari jhana kedua yg timbul bersama dg perenungan  (vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3.Piti, sukha, ekaggatasahitam, tatiyajjhana vipakacittam, akibat kesadaran dari jhana ketiga yg timbul bersama dg perenungan (, piti, sukha, dan ekaggata.
4.Sukha, ekaggatasahitam, catthutajjhana vipakacittam, akibat kesadaran dari jhana keempat yg timbul bersama dg perenungan (sukha, dan ekaggata).
5.Upekkha ekaggatasahitam, pancamajjhana vipakacittam, kesadaran  dari jhana kelima yg timbul bersama dg perenungan upekkha dan ekaggata.

c. Rupavacara Kiriya Citta
1.Vitakka, vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, pathamajjhana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari jhana pertama yg timbul bersama dg perenungan (vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
2.Vicara, piti, sukha, ekaggatasahitam, dutiyajjhana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari jhana kedua yg timbul bersama dg perenungan  (vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3.Piti, sukha, ekaggatasahitam, tatiyajjhana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari jhana ketiga yg timbul bersama dg perenungan (, piti, sukha, dan ekaggata.
4.Sukha, ekaggatasahitam, catthutajjhana kiriyaacittam, kesadaran tidak berakibat dari jhana keempat yg timbul bersama dg perenungan (sukha, dan ekaggata).
5.Upekkha ekaggatasahitam, pancamajjhana kusalacittam, kesadaran baik dari jhana kelima yg timbul bersama dg perenungan upekkha dan ekaggata.

Penjelasan Arupavacara Citta 12
a. arupavacara citta 4
1.Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana kusalacittam, kesadaran baik dari keadaan konsepsi ruangan tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
2.Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana kusalacittam, kesadaran baik dari keadaan konsepsi kesadaran tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
3.Upekkha, ekaggata sahitam   akincannancayatana kusalacittam, kesadaran baik dari keadaan konsepsi kekosongan yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
4.Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannanyatana kusalacittam, kesadaran baik dari keadaan konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencverapan  yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).

b.Arupavipaka citta 4
1.Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana vipakacittam, akibat kesadaran  dari keadaan konsepsi ruangan tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
2.Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana vipakacittam, akibat kesadaran  dari keadaan konsepsi kesadaran tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
3.Upekkha, ekaggata sahitam   akincannancayatana vipakacittam, akibat kesadaran dari keadaan konsepsi kekosongan yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
4.Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannanyatana vipakacittam, akibat kesadaran dari keadaan konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencverapan  yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).

c. Arupakiriya citta 4
1.Upekkha, ekaggatasahitam, akasanancayatana kiriya cittam, kesadaran tidak berakibat dari keadaan konsepsi ruangan tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
2.Upekkha, ekaggatasahitam, vinnanancayatana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari keadaan konsepsi kesadaran tanpa batas yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
3.Upekkha, ekaggata sahitam   akincannancayatana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari keadaan konsepsi kekosongan yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).
4.Upekkha, ekaggatasahitam, nevasannanasannanyatana kiriyacittam, kesadaran tidak berakibat dari keadaan konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencverapan  yg timbul bersama dg keseimbangan batin (upekkha dan ekaggata).

Penjelasan Lokuttarakusala Citta 8 – 40
a.       Lokuttara citta 5
  1. sotapatti magga cittam
  2. sakadagami magga citta
  3. anagami magga citta
  4. arahatta magga citta
b.      Lokuttara phala citta
  1. sotapatti phala cittam
  2. sakadagami phala citta
  3. anagami phala citta
  4. arahatta phala citta

lokuttaran citta berjumlah 8 – 40. jumlah 40 itu bila bersekutu dg unsur-unsur jhana.

CETASIKA

Cetasika adalah keadaan yg bersekutu dg citta. Gejala yg bersekutu dg citta dipanggil cetoyuttalakkanam, yaitu keadaan yg bersekutu dg citta secara sempurna disertai sifat 4 macam, yaitu :
1. Ekupada      : Timbulnya bersama dg citta
2. Ekanirodha  : padamnya bersama dg citta
3. Ekalambana : mempunyai obyek sama dgan citta
4. Ekavattuka  : pemakaian obyek sama dg citta

Cetasika dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
a.       Annasamana Cetasika 13
·   Sabbacittasadharana cetasika     7
·   Pakinnaka cetasika         6

b.      Akusala Cetasika 14
*. Mocatuka cetasika                    4
*. Lotika cetasika              3
*. Docatuka cetasika                     4
*. Thiduka cetasika                       2
*. Vicikiccha cetasika                   1

c.       Sobhana Cetasika 25
*. Sobhanasadharana cetasika       19
*. Virati cetasika               3
*. Appamanna cetasika     2
*. Pannindriya cetasika     1

Arti cetasika 52 menurut urutan :
1.Annasamana cetasika 13 , 13 macam bentuk* bathin yg sama keadaannya, yaitu bersekutu dg semua kesadaran/pikiran yg baik dan yg jahat.
2.Akusala cetasika 14, 14 macam bentuk* bathin yg jahat.
3.Sobhana cetasika 25 , 25 macam bentuk* bathin yg bagus atau baik.
Penjelasan :
1. Annasamana  cetasika 13, yaitu :
a. sabbanacittasadharana cetasika 7 (7 macam bentuk* bathin yg bersekutu dg semua kesadaran/pikiran yg baik dan yg jahat.
b.Pakinnaka cetasika 6 (6 macam bentuk* bathin yg bersekutu dg sebagaian kesadaran/pikiran)
2. Akusala Cetasika 14 yaitu:
a. Mocatuka cetasika 4 (4 macam bentuk* bathin yg moha cetasika sbg pemimpin).
b.Lohita cetasika 3 (3 macam bentuk* bathin yg lobha cetasika menjadi pemimpin)
c. Docatuka cetasika 4 (4 macam bentuk* bathin yg dosa cetasika sbg pemimpin)
d.            Thiduka cetasika 2 (2 macam bentuk* baathin yg thin cetasika sbg pemimpin)
e. Vicikiccha cetasika 1 (1 macam bentuk* bathin yaitu vicikiccha cetasika).
3. Sobhana Cetasika 25, yaitu :
a. Sobhanasadharana cetasika 19 (19 macam bentuk* bathin yg bersekutu hanya dg kesadaran yg baik).
b.Virati cetasika 3 (3 macam bentuk* bathin yg terbebas dari kejahatan menjadi pemimpin).
c. Appamanna cetasika 2 (2 macam bentuk* bathin yg tidak terbatas)
d.            Pannindriya cetasika 1 (1 macam bentuk* bathin yg bijaksana)

I. Annasamana Cetasika 13, yaitu :
a.       Sabbacittasadharana cetasika 7
1. phasa           : kontak
2. vedana         : perasaan
3. sanna           : pencerapan
4. cetana          : kehendak
5. ekaggata : pemusatan pikiran
6. jivitindriya : kehidupan jasmani
7. manasikara : perhatian

b.      Pakinnaka cetasika 6
8. Vitaka         : perenungan permulaaan
9. vicara           : perenungan penopang
10.adhimokkha: keputusan
11. viriya         : semangat/ usaha
12. piti : kegiuran
13. chanda       : keinginan untuk berbuat

II.    Akusala Cetasika 14, yaitu
a.       Mocatuka cetasika 4, adalah
1. Moha           : Kebodohan/kegelapan bathin
2. Ahirika        : tidak ada rasa malu
3. Anottapa     : tidak ada takut atau nekat
4. Uddacca      : kegelisahan
b.      Lotika cetasika 3, adalah
5. lobha           : ketamakan atau serakah
6. ditthi           : kekeliruan/ kepalsuan
7. mana            : kesombongan
c.       Docatuka cetasika 4, adalah
8. dosa : kebencian
9. Issa  : iri hati
10. Macchariya: egois
11. Kukkucca  : kekhawatiran
d.      Thiduka cetasika 2, adalah
12. thina          : kemalasan
13. Middha     : kelelahan
e.       Vicikiccha cetasika 1, adalah
14. Vicikiccha : keragu-raguan atau kebingungan

III. Sobhana Cetasika 25, adalah
a. Sobhanasadharana cetasika 19, yaitu
1. sadha     : keyakinan
2. sati         : perhatian
3. hiri         : malu atau tahu diri
4. ottappa  : takut atau hati-hati
5. alobha    : tidak serakah
6. adosa     : tidak benci
7. tantramajjhattata        : keseimbangan pikiran
8. kayapassadi    : ketenangan dan bentuk* bathin
9. Cittapassadi   : ketenangan pikiran
10. kaya muduta            : sifat menurut dari bentuk* bathin
11. citta lahuta   : kegembiraan pikiran
12. kaya muduta            : sifat menurut
13. citta muduta             : sifat menurut dr pikiran
14. kaya kammannata : sifat dari bentuk* bathin
15. citta kammannata : sifat menyesuaikan   dari pikiran
16. kaya pagunnata        : kemampuan dari bentuk* batin
17. Citta pagunnata        : kemampuan dr pikiran
18. kayujukata    : kejujuran dari bentuk* bathin
19. cittujukata    : ketulusan/kejujuran dari pikiran

b.Virati cetasika 3, adalah
20. samma vaca  : bicara benar
21. samma kamanta        : permuatan benar
22. sama ajiva    : pencaharian benar

c. Appamana cetasika 2, adalah
23. karuna : belas kasihan
24. mudita : simpati

d.      Pannindriya cetasika, 1 adalah
25. panna   : kebijaksanaan.

RUPA

Keadaan yg dpt bercerai atau berubah padam dg kedinginan dan kepanasan.

Pengupasan rupa terbagi atas 5 bagian, yaitu:
1.Ruopasamuddesa : pengupasan secara singkat dari rupa
2.rupavibanga         : perngupasan secara luas dari rupa.
3.rupasamutthana   : pengupasan asal mula rupa
4.rupakalapa         : pengupasan rupa yg timbul secara kelompok
5.rupavatti       : pengupasan timbul dan padamnya rupa menurut urutan.

Penjelasan :
I. Rupasamuddesa
a. Nipphanna rupa    18
b. Anipphanna rupa  10
Ket :
1.Nipphanna rupa 18 (18 materi  yg te lah jadi sendiri) rupa ini timbul sejak dalam kandungan, yaitu :

Mahabhuta rupa 4
Pasadarupa      5
Visayarupa      4-7
Bhavarupa       2                 18             
Hadayarupa     1
Jivitarupa         1
Ahararupa       1

II.  Anipphanna rupa 10 ( 10 materi yg belum jadi, materi ini haraus menumpangi nipphanna rupa baru dpt timbul
Paricchedarupa      1
Vinnattirupa          2                    10
Lakkhanarupa       3-5

Mahabhutarupa 4, yaitu
1.      pathavi dhatu
2.      apo dhatu
3.      tejo dhatu
4.      vayo dhatu
Pasadarupa   5, yaitu
1.      cakkhu pasada
2.      sota pasada
3.      ghana pasada
4.      jivha  pasada
5.      kaya pasada
Visayarupa 7, yaitu
  1. ruparammana
  2. saddarammana
  3. gandharammana
  4. rasarammana
  5. pathaviphotthabbarammana
  6. tejophotthabbarammana                          mh butha 4
  7. vayophotthabbarammana
bhavarupa 2, yaitu:
1.      itthibhava
2.      purisabhava
hadayadarupa 1, yaitu hadayada vatthu

Jivitarupa 1, yaitu jivitindriya

Ahararupa 1, yaitu kabalikahara

Paricchedarupa 1, yaitu  akasadhatu

Vionnattirupa, 2 yaitu
1.      kaya vinnatti
2.      vaci vinnatti

Vikararupa 5, yaitu
1.      lahuta
2.      muduta
3.      kammannata
4.      kayavinnatti
5.      vacivinnati
 Lakkhanarupa  4, yaitu
1.      upacaya
2.      santati
3.      jarata
4.      aniccata
Ven Anuruddhacariya MT memberika 5 nama kepada rupa paramaththa 18 yg asli itu sbg berikut :
1.      Sabhavarupa
Materi  yg mempunyai sifat tersendiri
2.      Salakkhanarupa
Materi yg keadaanya dicengkeram oleh Tilakkana
3.      Nipphannarupa
Materi yg timbul dari kamma, citta, utu, ahara.
4.      Rupa-rupa
Materi yg berubah padam dg kedinginan dan kepanasan
5.      Sammasanarupa
Materi yg patut untuk bahan perenungan debngan tilakkhana.
Rupa 28 dpt dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. mahabhutarupa            4
2. upadayarupa              24

Mahabhutarupa 4 (4 unsur dasr yg benar), yaitu:
1.pathavi dhatu           : unsur tanah atau padat
2.apo dhatu     : unsur air / cair
3.tejo dhatu     : unsur api / panas
4.vayo dhatu   : unsur angin/ gerak
Upadayarupa 24 (24 berasal dari materi), Yaitu:
5.cakkhu pasada          : landasan mata
6.sota pasada   : landasan telinga
7.ghana pasada            : landasan hidung
8.jivha  pasada            : landasan lidah
9.kaya pasada  : landasan jasmani
10.  ruparammana         : obyek bentuk
11.  saddarammana      : obyek suara
12.  gandharammana    : obyek bau
13.  rasarammana         : obyek rasa
14.  itthibhava  : unsur bentina
15.  purisabhava           : unsur jantan
16.  hadayavatthu        : unsur hati sanubari
17.  jivitindriya : unsur kehidupan/vital
18.  kabalikahara          : unsur makanan
19.  paricchedarupa      : unsur dr ruangan
20.  kaya vinnatti         : unsur isyarat gr badan
21.  vaci vinnatti          : unsur isyarat dg kata*
22.  ahuta                     : unsur gaya ringan
23.  muduta                  : unsur gaya menurut
24.  kammannata          : unsur meysu diri
25.  upacaya     : unsur sempurna
26.  santati                    : unsur bgantung terus
27.  jarata                     : unsur kelapukan
28.  aniccata     : unsur tidak kekal

Tempat timbulnya rupa 28 dalam badan jasmani
1.      Mahabhuta rupa 4 : timbul di sel jasmani
2.      cakkhu pasada       : timbul dibiji mata
3.      sota pasada            : timbul dilubang telinga
4.      ghana pasada         : timbul dilubang hidung
5.      jivha  pasada         : timbul dilidah
6.      kaya pasada           : timbul di sel jasmani
8.      ruparammana         : timbul di sel jasmani
9.      gandharammana    : timbul di sel jasmani
10.  rasarammana         : timbul di sel jasmani
11.  photthabbarammana          : timbul di sel jasmani
12.  saddarammana      : timbul di sel jasmani
13.  itthibhava  : timbul disel jasmani kelamin betina
14.  purisabhava           : timbul disel jasmani kelamin jantan
15.  hadayada vatthu   : timbul dihati sanubari
16.  jivitindriya : timbul di sel jasmani
17.  kabalikahara          : timbul di sel jasmani
18.  akasadhatu            : timbul di sel jasmani
19.  kaya vinnatti         : timbul di sel jasmani
20.  vaci vinnatti          : timbul di mulut
21.  vikararupa 3          : timbul di sel jasmani
22.  Lakkhanarupa  4   : timbul di sel jasmani


II. Rupavibhaga

Rupa 28 jika menurut sifatnya aada 8 nama, yaitu
1.Ahetuka rupa (materi yg tidak mempunyai sebab) rupa yg bernama sahetuka rupa tidak ada, karena rupa tidak betrsekutu dg hetu (sebab), yaitu hetu 6. cittaa yg bersekutu dg hetu 6
2.sapaccaya rupa (materi yg mempunyai kebutuhan) rupa yg bernama apaccaya rupa tidak ada, karena rupa mempunyai paccaya 4 (4 kebutuhan yaitau, kamma, citta, utu dan ahara).
3.sasava rupa (materi yg menjadi obyek dari asava) rupa yg bernama anasava rupa tidak ada, karena rupa menjadi obyek asava 4 (yaitu kamsava, bhavasava, ditthasava dan avijjasava).
4.sankhara rupa (materi  yg bergantung pada paccaya 4) rupa yg bernama asankhara rupa tidak ada, karena rupa bergantung pada paccaya 4 tanpa paccaya 4 rupa tidak timbul
5.lokiya rupa (materi yg berkenaan dg lokiya dhamma, keadaan duniawi) rupa yg bernama lokuttara rupa tidak ada, karena rupa selalu mengalami perubahan.
6.kamavacara (materi yg menjadi obyek dari kamcitta). Rupa yg bernama rupavacara dan arupavacara tidak ada, karena rupa menjadi obyek dari kamtanha.
7.anarammana (mnateri yg tidak mampu mengetahui obyek) rupa yg bernama sarammana tidak ada, karena rupa tidak mampu mengetahui obyek, nama/citta yg mengetahui obyek.
8.appahatabba (materi yg bukan untuk disingkirkan, rupa yg bernama pahatabba tidak ada, karena rupa bukan untuk disingkirkan.

III. Rupasamutthana
Keadaan yg menyebabkan timbulnya rupa ada 4 macam, yaitu : Kamma, citta, utu dan ahara.

1.Kamma samutthana berarti perbuatan yg menjadi asal mula menimbulkan rupa. Kamma samutthana adalah kamma 25, yaitu cetana yg betrada dalam akusala citta 12, mahakusalacitta 8 dan rupavacarakusla citta 5. kamma 25 ini menyebabkan kammajarupa timbul dalam diri semua makluk pada setiap saat dari pikiran, dihitung dari patisandhicitta dan seterusnya.
2.citta saamutthana berarti pikiran yg menjadi asal mula menimbulkan rupa, yaitu citta 75 bulatan (tidak termasuk dvipancavinnanacitta 10, arupavipaka citta 4, patisandhi citta kepunyaan semua makluk dan cuti citta kepunyaan arahat. Citta 75 bulatan yg menyebabkan timbulnya cittajarupa itum membuat rupa timbul khusu hanya pada upadakkhana kepunyaan citta, karena upadakkhana kepunyaan citta mempunyai saat pikiran kuat, sedangkan thitikhana dan bhangakhana kepunyaan citta itu sedang menurun, lemah dan tidak ada tenaga yg cukup untuk membuat cittajarupa dpt timbul.
3.utu samutthana berarti temperatur atau suhu yg menjadi asal mula menimbulkan rupa, yaitu tejo dhatu. Utu yg menimbulkan rupa adalah bagian dalam (ajjhatta utu) dan bagian luar (bahiddha utu). Utujarupa adalah rupa  yg tombul dari utu atautejo, ada 13 yaitu, mahabhutarupa 4, gocararupa 4, aharupa 1, parricchedarupa 1 , vikararupa 3.
4.ahara samutthana berarti ssari makanan yg menjadi asal mula menimbulkan rupa, yaitu makanan dalam dan makanan luar. Makanan dalam disebut ajjhatta oja, yaitu kammaja oja, adalah oja (makanan) yg berada dalam kammajarupa 18. makanan luar disebut bahiddha oja, yaitu utuja oja, yg berada dalam semua makanan.

IV. Rupakalapa
      Kalapa beratui kelompk jadi rupakalapa berarti rupa yg dibagi menjadi kelompok*. Rupakalapa mempunayi sifat yanag sama, yaitu :
1. ekupada : timbulnya bersama
2. ekanirodha        : padamnya bersama
3. ekanissaya         : tinggalnya bersama

Bila prosesnya bersama ketiga macam ini, maka disebut rupakalapa. Rupakalapa ada 23 kalapa, yaitu :
1. kammajakalapa              : 9
2. cittajakalapa                  : 8
3. utujakalapa                    : 4
4. aharajakalapa                 : 2

dalam jumlah rupakalapa 23 ini, bila dihitung jumlah rupa 28, itu hanya yg tidak termasuk adalah parricchedarupa 1 dan lakkhanarupa 4. tidak termasuknya paricchedarupa 1 ini disebabkan paricchedarupa merupakan rupa yg menjadi batas antara rupakalapa dg rupavipaka, maka itu tidak termasuk dalam rupakalapa. Tidak termasuknya lakkhana 4 ini disebabkan lakkhanarupa merupakan rupa yg menjadi simbul dari rupakalapa, maka itu tidak termasuk dalam rupakalapa.

V. Rupavatti
1.  Dalam kamabhumi 11, rupa 28 dpt timbul semuannya, tetapi jika kita membicarakan manusia, jika orang itu laki-laki, tentyunya itthibhavarupa tidak termasuk. Jika orang itu perempuan tentunya purisabhavarupa tidak masuk. Dalam hal ini berarti pula bahwa setiap orang memiliki rupa 27. tetapi ada juaga yg memiliki rupa kurang dari 27 rupa misal   orang cacat.
2. Dalam rupabhumi 15 (tidak termasuk asannasattabhumi 1) hanya 23 rupa saja yg timbul (tidak termasuk ghanapasadarupa, jivhapasadarupa, kayasapadarupa dan purisabhavarupa). Sebabnya tidak termasuk kelima rupa yg tersebut diatas, karena kelima rupa tersebut merupakan bahan untuk menimbulkan hawa napsu yg akan menjadi kebencian (dosa), sedangkan rupa brahma telah dpt mengedepankan napsu indriya dan kebencian itu. Cakkhupasadarupa dan sotapasadarupa dpt timbul kepada rupa brahma, sebab kedua pasadarupa ini bukannlah sbg bahan untuk menimbulkan hawa napsu yg akan menjadikan kebencian, tetapi menimbulkan kefaedahan, yaitu landasam mata berfedah untuk melihat kebijaksanaan yg tertinggi dari orang lain, dan landasan telingan berfaedah untuk mendengar dhamma yg tertinggi.
Rupa brahma yg berada dala, rupa bhumi 15, memiliki rupa yg genap yaiatu 23 rupa. Tidak ada yg tidak termasuk, tidak ada rupa brahma yg matanya buta atau tuli. Matanya rupa brahma mampu melihat sesuatu yg jauh sekali.
1.Dalam asannasattabhumi 1, ada rupa satupun yg timbul. Hal ini adalah disebabkan arupa braahma melaksanakan medetasi yg disebut rupaviragabhavana, yaitu tidak merasa senang dan tidak berkeinginan akan adanya rupa.
2.Dalam arupabhumi 4, tidak ada ryupa satupun yg timbul. Hal ini adalah disebabkan arupa brahma melaksanakan meditasi yg disebut rupaviragabhavana, yaitu tidak merasa senang dan tidak berkeinginan akan adanya rupa.

Masa tumimbal lahir , saddarupa 1, vikararupa 5, jaratarupa 1, dan aniccatarupa 1 tidak dpt   timbul sewaktu tumimbal lahir, sebab pada saat uppadakkhana dari patisan dhicitta, suara belum ada, bicara dan goyangan juga belum ada, gaya ringan dan gaya menurut dari sifat materi belum ada, ketidak kekalan, ketuaan dan kepadaman juga belum ada.
Masa kehidupan (setelah tumimbal lahir), rupa 28 semuannya dpt timbul menurut keadaan

Masa kematian, rupa yg tidak dpt timbul adalah,
a. Rupa yg timbul dari kamma, yaitu kammajarupa 1, kammajakalapa semuanya.
b.Rupa yg timbul dari citta, yaitu cittajarupa, sittajakalapa, khusus dalam masda kematian seorang arahat sebab arahat sudah terbebas dari kelahiran dan kematian.
c. Rupa yg dpt timbul dalam masa kematian adalah :
1.Cittajarupa, cittajakalapa dari masa kematian makluk* yg berada dalam Pancavakarabhumi, yg bukan arahat.
2.Utujarupa, utujakalapa dpt timbul terus sampai menjadi mayat.
3.rupa yg timbul dari makanan, yaitu aharajarupa dan aharajakalapa.

NIBBANA ATAU NIRVANA

Rupa adalah rupadhamma ada rupakhanda juga.

Citta dan cetasika adalah arupadhamma, yaitu dhamma yg bukan rupa atau dhamma yg tidak ada ryupa, disebut namadhamma dan namakhanda.

Nibbana adalah arupadhamma, yaitu dhamma yg bukan rupa dan tidak ada rupa, disebut namakhanda, tetapi bukan namakhandha. Nibbana bukan khanda, disebut khandhavimutti, yaitu terbebas dari khanda.

Nibbana juga terbebas dari kala 3 (atita, paccupanna, anagata), disebut kalavimutti. Citta, cetasika dan rupa adalah sankhatadhaamma (kdeadaan yg bersyarat).

Sedangkan nibbana adalah asankhatadhamma (keadaan yg tidak bersyarat).
Nibbana mendapat sebutan yg banyak diantaranya :
1.      Keadaan yg terbebas dari tanha (abhidhammatasangaha)
2.      keadaan ketengan yg timbul dg terbebasnya dari tanha (paramatthadipanitika)
3.      kebahagiaan yg terbebas dari kilesa, kebahagiaan tertinggi (visudhimagga)

NIBBANA 2

A.                Saupadisesa Nibbana adalah paadamnya kilesaa secara total, tetapi pancakhandha masih ada.
B.                 Anupadisesa Nibbana adalah padamnya kilesa secara total dan padamnya juga pancakhandha.

NIBBANA 3

a. Animitta nibbana adalah keaadaan nibbana yg terbebas dari obyek bayangan.
Bagi mereka yg melaksanakan vipassana bhavana, shg melihat Anicca yg terbebas dari bayangan, dan kemudian memusatkan pikiran pada anicca selanjutnya shg mencapai maggaphala, dan aada nibbana sbg obyek. Nibbana yg menjadi obyek bagi yg melihat anicca itu disebut animitta nibbana.
b.Appanihita Nibbana adalah keadaan nibbana yg terbebas  dari obyek keinginan
Bagi mereka yg melaksanakan vipassana bhavana, shg melihat dukkha yg berubah dan tidak dpt bertahan, daan kemuadian memusatkan pikiran pada dukkha selanjutnya shg mencapai maggaphala, dan ada nibbana sebagi obyek.
c. Sunnata Nibbana adalah keadaan nibbana yg terbebas dari kilesa dan khandha 5, tidak ada apa-apa yg ketinggalan, habis, dan kosong.
Bagi mereka yg melaksanakan vuipassana bhavana shg anatta, bukan aku kekosongan, dan kemudian memusatkan pikiran pada anatta selanjutnya shg mencapai maggaphala, dan ada nibbana sebagi obyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar