Kamis, 31 Mei 2012

arca buddha

Arca Buddha
 (Buddharupang)


Tak selayaknya karena marah dan benci mengharap yang lain celaka
Salah satu baris dari bait Mettasutta – Sutta tentang Cinta Kasih
Tipitaka, Sutta Pitaka, Khuddakanikaya, Khuddakapatha

Adalah hal yang sering terlihat dalam masyarakat, kebanyakan umat maupun simpatisan Buddhis di rumah maupun di tempat kerja memiliki arca Buddha atau sering disebut sebagai Buddharupang. Secara bebas dapatlah dikatakan bahwa Buddharupang berarti gambar atau perwujudan lain dari Sang Buddha.
Agar mempersempit lingkup pembahasan, maka dalam kesempatan ini hanya diulas Buddharupang yang diartikan sebagai arca Sang Buddha. Sepintas arca Sang Buddha memiliki bentuk yang hampir sama yaitu duduk bersila di atas bunga teratai yang sedang mekar penuh. Namun, apabila diperhatikan lebih seksama, pada arca Sang Buddha terdapat perbedaan posisi tangan. Setiap posisi tangan, dimaknai secara khusus oleh pembuat atau pemahatnya. Terdapat arca Sang Buddha dengan posisi tangan meditasi, mengajarkan Dhamma, bertekad kuat dsb.

upacara dalam agama buddha

UPACARA DALAM AGAMA BUDDHA

1. Pengertian upacara
1) Suatu cetusan hati nurani manusia terhadap suatu keadaan.
2) Sebagai salah satu bentuk kebudayaan dapat kita selenggarakan sesuai dengan tradisi dan perkembangan jaman asalkan selalu didasarkan pada pandangan benar.
3) Buddha Dhamma sebagai ajaran universal, tidak mengalami perubahan (pengurangan maupun tambahan). Oleh sebab itu, manifestasi pemujaan kita pada Tiratana yang dijelmakan dalam bentuk upacara & cara kebaktian hendaknya tetap didasari dengan pandangan benar sehingga tidak menyimpang dari Buddha Dhamma itu sendiri.

samkhapala jataka

SAṀKHAPĀLA-JĀTAKA

Sumber : Indonesia Tipitaka Center

“Dari penampilan yang agung,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang pelaksanaan laku Uposatha.
Sekarang dalam kisah ini, Sang Guru yang merasa gembira dengan para upasaka yang melaksanakan laku Uposatha, berkata: “Orang bijak di masa lampau meninggalkan kemuliaan besar sebagai seekor raja nāga (naga) dan melaksanakan laku Uposatha,” dan atas permintaan mereka, Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.

nalinika jataka

NAḶINIKĀ-JĀTAKA104

Sumber : Indonesia Tipitaka Center

[193] “Kerajaanku yang terbentang,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang godaan nafsu terhadap seorang bhikkhu oleh mantan istrinya.
Dan dalam menceritakan kisah tersebut, Beliau menanyakan bhikkhu tersebut disebabkan oleh siapakah ia menjadi menyesal. “Oleh mantan istri saya,” jawabnya. “Sesungguhnya, Bhikkhu,” kata Sang Guru, “ia membawa kehancuran bagimu. Di masa lampau, disebabkan oleh dirinyalah, Anda terlepas dari jhana dan menjadi sangat hancur.”
Dan setelah berkata demikian, Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.

tipitaka

tipitaka
Kanon Pali atau Tipitaka berarti tiga keranjang penyimpanan Kanon (Kitab Suci). Selama beberapa abad sabda-sabda Sang Buddha disampaikan dengan turun temurun dengan lisan saja, yaitu dengan jalan menghafalkannya di luar kepala. Ajaran Sang Buddha dibukukan beberapa ratus tahun setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana.
Segera setelah Buddha Gotama mencapai Parinibbana, diadakanlah Sidang Agung (Sangha-samaya) pertama di Gua Satapana, di kota Rajagaha (343 S.M.). Sidang ini dipimpin oleh Y.A. Kassapa Thera. Sidang ini dihadiri oleh 500 orang bhikkhu yang semuanya telah mencapai tingkat Arahat. Sidang ini bertujuan menghimpun ajaran-ajaran Buddha Gotama yang diberikan di tempat-tempat yang berlainan, pada waktu-waktu yang berbeda dan kepada orang-orang yang berlainan pula selama 45 tahun. Dalam sidang tersebut Y.A. Upali mengulang tata tertib bagi para bhikkhu dan bhikkhuni (Vinaya) dan Y.A. Ananda mengulang khotbah-khotbah (Sutta) Buddha Gotama. Ajaran-ajaran ini dihafalkan di luar kepala dan diajarkan lagi kepada orang lain dari mulut ke mulut.

ummadanti jataka

UMMADANTĪ-JĀTAKA111

Sumber : Indonesia Tipitaka Center

“Rumah siapakah ini,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang seorang bhikkhu yang menyesal.
Ceritanya bermula pada suatu hari ketika sedang berpindapata di Savatthi, bhikkhu tersebut melihat seorang wanita yang cantik luar biasa, mengenakan pakaian dengan luar biasa indahnya, dan menjadi jatuh cinta kepadanya.
Sekembalinya ke wihara, ia tidak dapat mengalihkan pikirannya dari wanita tersebut. Mulai dari saat itu, seolah-olah seperti tertusuk panah cinta dan sakit karena nafsu indriawi, ia menjadi sangat kurus, seperti seekor rusa yang kebingungan, pucat pasi, urat nadi di sekujur tubuhnya tampak jelas, gelisah. Ia tidak lagi merasakan kebahagiaan dalam empat sikap tubuh112, tidak juga merasakan ketenangan dalam pikirannya sendiri, ia tidak lagi melakukan semua pelayanan yang seharusnya diberikan kepada seorang guru, tidak melakukan pengulasan, pertanyaan, meditasi, dan pelatihan.

maha-bdhi jataka

MAHĀ-BODHI JĀTAKA117

Sumber : Indonesia Tipitaka Center

“Apa arti dari benda-benda ini,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang kesempurnaan dalam kebijaksanaan.
Kisahnya berhubungan di dalam Mahāummagga-Jātaka.
Sekarang dalam kisah ini, Sang Guru berkata, “Bukan hanya kali ini, tetapi juga di masa lampau, Tathāgata adalah yang bijaksana dan mengalahkan para penganut pandangan salah (pembantah),” dan dengan kata-kata ini, Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.

susima jataka

SUSĪMA-JĀTAKA

Sumber : Indonesia Tipitaka Center
“Seratus ekor gajah hitam,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan Sang Guru di Jetavana, tentang pemberian derma tanpa aturan.
Dikatakan bahwasanya di Sāvatthi (Savatthi), sebuah keluarga biasanya sesekali memberikan derma kepada Buddha dan rombongan bhikkhu-Nya, sesekali mereka memberikannya kepada kaum penganut pandangan salah (titthiya); pemberi-pemberi derma tersebut kadang-kadang membentuk kelompok-kelompok, atau orang-orang yang tinggal di satu jalan akan membentuk kelompok sendiri, atau seluruh warga mengumpulkan derma-derma secara sukarela, dan mempersembahkannya kepada mereka.
Dalam kisah ini, seluruh warga telah mengumpulkan benda-benda yang diperlukan; tetapi mereka terpecah, sebagian meminta ini diberikan kepada kaum titthiya, sebagian meminta ini diberikan kepada pengikut-pengikut Sang Buddha. Masing-masing pihak bertahan pada pendapat masing-masing, pengikut-pengikut titthiya memberikan suara kepada kaum titthiya, dan pengikut-pengikut Sang Buddha memberikan suara kepada kelompok Sang Buddha. Kemudian diusulkan dilakukan pembagian berdasarkan permintaan, dan demikianlah dibagikan; pengikut-pengikut Sang Buddha adalah mayoritas.
Maka rencana mereka pun dijalankan, dan pengikutpengikut kaum titthiya tidak bisa mencegah derma itu diberikan kepada Buddha dan para pengikut-Nya.

hari raya agama budha

                                   hari raya agama buddha

Terdapat empat hari raya besar dalam Agama Buddha. Namun satu-satunya yang dikenal luas masyarakat adalah Hari Raya Trisuci Waisak, sekaligus satu-satunya hari raya umat Buddha yang dijadikan hari libur nasional Indonesia setiap tahunnya.

Waisak

Penganut Buddha merayakan Hari Waisak yang merupakan peringatan 3 peristiwa. Yaitu, hari kelahiran Pangeran Siddharta (nama sebelum menjadi Buddha), hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan hari Sang Buddha wafat atau mencapai Nibbana/Nirwana. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta

empat kesunyataan mulia

Empat Kesunyataan Mulia

Ceramah YM Ajahn Chah
Sumber : Note Facebook BUC
Hari ini saya di undang kepala biara untuk membabarkan ajaran kepada anda, jadi saya minta anda duduk dengan tenang dan memusatkan pikiran.
Karena kendala bahasa, kita harus menggunakan seorang penerjemah, tanpa perhatian yang seksama anda mungkin tidak mengerti.
Selama saya tinggal di sini saya merasa senang, baik guru maupun anda semua, para muridnya, telah memperlakukan saya dengan ramah, dengan senyum, sepertinya anda telah mempraktekkan Dhamma yang sesungguhnya, Tempat kalian ini juga sangat mengagumkan dan begitu luas. Saya mengagumkan dedikasi anda yang berusaha merenovasinya dan menyediakan tempat untuk berlatih Dhamma.
Selama menjadi guru beberapa tahun ini, banyak masa sulit yang telah saya alami. Saat ini kurang lebih ada 40 cabang vihara, salah satunya Wat Nong Ba Pong. Tetapi sampai hari inipun masih ada murid saya yang sulit dipahami. Anda yang sudah mengerti, tetapi tidak mau berlatih, dan ada yang tidak mengerti tetapi tidak mencoba mengerti.

jalan mulia berunsur delapan

    Jalan Utama Berunsur Delapan Sradha atau iman, yaitu:
  1. Percaya yang benar (Samma ditthi).
    Sraddha atau iman yang terdiri dari “percaya yang benar” ini memberikan pendahuluan yang terdiri dari: Percaya dan menyerahkan diri kepada Buddha sebagai guru yang berwenang mengajarkan kebenaran, percaya menyerahkan diri kepada dharma atau ajaran buddha, sebagai yang membawanya kepada kelepasan, dan percaya setelah menyerahkan diri kepada jemaat sebagai jalan yang dilaluinya. Sila yaitu usaha untuk mencapai moral yang tinggi.

mengenal agama dan bahasa kitab suci dunia

Mengenal Agama dan Bahasa Kitab Suci Dunia


Agama dan kitab suci merupakan satu hal yang tidak terpisahkan. Agama merupakan wahyu atau hasil perenungan panjang seorang manusia sedangkan kitab suci merupakan pedoman atau rangkuman hasil wahyu dan perenungan tersebut. Menarik untuk mengetahui bahasa dari kitab suci agama di dunia. Berikut beberapa agama beserta kitab suci dan bahasa kitab sucinya:

Selasa, 29 Mei 2012

sejarah perkembangan agama budha


Sejarah Perkembangan Agama Buddha
Benarkah agama Buddha mengalami perkembangan?

Dhamma adalah abadi, namun corak agama Buddha tidak luput dari penyesuaian. Pada kenyataannya saat ini kita bisa menemukan berbagai corak agama Buddha. Dengan menyadari adanya pengaruh dimensi waktu dan dimensi ruang, maka yang mestinya diutamakan dari agama Buddha adalah semangat Dhamma-nya dan bukan bentuk luar-nya. Perlu dibedakan antara: (1) Dhamma; (2) doktrin dan metode; (3) budaya. Ketiga unsur ini yang membentuk corak agama Buddha.

angulimala sutta


Angulimala Sutta
Parittam yam bhanantassa,
nisinnatthanadhovanam;
udakampi vinaseti,
sabbameva parissayam.



Sotthina gabbhavuthanam,
yanca sadheti tankhane;
therassa Angulimalassa,
Lokanathena bhasitam;
kappatthayim mahatejam,
parittam tam bhanama he.



kalama sutta



Vinaya pitaka



Selasa, 22 Mei 2012

Culla sutasoma sutta


Top of Form

CULLA-SUTASOMA-JĀTAKA(no 525)
Sumber : Indonesia Tipitaka

 Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang kesempurnaan dalam pelepasan (keduniawian).
Cerita pembukanya berhubungan dengan Mahānāradakassapa-Jātaka.
____________________
Dahulu kala, kota yang sekarang menjadi Benares bernama Sudassana dan di sana hiduplah Raja Brahmadatta. Ratu utamanya melahirkan Bodhisatta. Wajahnya cerah sempurna seperti bulan purnama, dan oleh karenanya ia diberi nama Soma.
Ketika ia beranjak remaja, dikarenakan kegemarannya akan jus buah soma98 dan kebiasaannya mengambil sarinya, orang-orang mengenalnya sebagai Sutasoma (penyuling buah soma). Ketika dewasa, ia diajarkan semua cabang ilmu pengetahuan di Takkasilā, dan sekembalinya dari sana, payung putih diberikan kepadanya oleh ayahnya, dan ia pun memerintah kerajaan dengan benar, memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, memiliki enam belas ribu istri, dengan Candadevī sebagai ratu utamanya.

hukum karma


10 mamfaat jubah


10 manfaat jubah
1. Menutupi badan jasmani agar terhindar dari rasa malu, memunculkan rasa menyesalatas perbuatan buruk, dan menyebabkan seseorang untuk berbuat baik
2. Melindungi seseorang dari cuaca panas dan dingin, gangguan bintang buas, seranggaberacun, sehingga kita bisa berlatih dengan penuh ketenangan
3. Memberikan tampak luar sebagai seorang anggota sangha monastik, pandangan yangmembawa rasa kesenangan bagi orang lain dan membantu orang lain melepaskankekotoran batin

Bodhisatva


Ilmu alamiah dasar dan bagian-bagiannya


Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A. Manusia
Manusia adalah mahluk yang lemah di bandingkan mahluk lain . Namun dengan akal budinya serta kemauan yang kuat manusia dapat mengembangkan kemampuan dan tekhnologi . Dan dengan ilmu pengetahuan manusia bisa hidup lebih baik lagi . manusia adalah sebaik-baiknya mahluk yang telah di ciptakan tuhan . Patutnya syukurilah nikmat yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa karena dengan nikmatnya kita diberikan akal untuk berfikir , membedakan yang baik dan buruk juga dapat memperoleh ilmu pengetahuan .

Jalan Mulia Berunsur Delapan


Jalan Mulia Berunsur Delapan

Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga) terdiri dari:
  • Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
    Pengertian Benar adalah pengetahuan yang disertai dengan pengertian terhadap Empat Kesunyataan Mulia (dukkha, asal mula dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan untuk melenyapkan dukkha).
  • Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
    Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari hawa nafsu (raga), kemauan buruk (byapada), kekejaman (vihimsa), dan semacamnya.

13 praktik pertapaan bhikkhu dhutanga



« on: 18 July 2010, 11:14:49 PM »
Asal mula

Jauh sebelum Buddha muncul di dunia ini, terdapat latihan pertapaan yang dirancang dengan menyiksa tubuh dalam berbagai macam cara. Mereka yang menjalankannya percaya bahwa mereka akan terbebas dari penderitaan sebagai makhluk hidup. Di sisi lain, yang lain percaya bahwa tujuan tertinggi dari suatu keberadaan adalah terletak pada mengetahui bagaimana untuk menikmati kehidupan sepenuhnya dan memusatkan seluruh usaha mereka dalam menikmati kesenangan indria.

tujuh buddha di masa lampau

7 Buddha di Masa Lampau

Tepatnya mengenal 6 Buddha deh, karena Buddha Sakyamuni semua pasti tahu kan…
Dalam Sutra Dharani Dafangdeng 《大方等陀罗尼经》 :
“Manjusri, Dharani ini, adalah dibabarkan oleh 7 Buddha masa lampau. Tujuh ini pada hakekatnya adalah tak terhitung, telah membabarkan Dharani ini, untuk menyelamatkan makhluk.Saat ini, 7 Buddha di Sepuluh Penjuru yang tak terhitung banyaknya, juga membabarkan Dharani ini demi menyelamatkan semua makhluk. Demikian halnya pula dengan 7 Buddha yang akan datang di sepuluh penjuru yang tak terhitung, membabarkan Dharani ini, demi semua makhluk. Saat ini Engkau menanyakan makna seputar Dharani ini, Aku telah menjelaskannya. Dengan menggunakan Dharani Sutra ini, selamatkanlah pula para biksu pada masa yang akan datang, yang melanggar sila, supaya mereka kokoh silanya dan selalu menetap di bhumi kesucian.

masalah pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hakikat masalah pendidikan.
Untuk memahamikonsep pendidikan ,salah satu diantaranya adalah dengan cara memahami berbagai pengetian tetang pendidikan ada. Secara umum pendidikan adalah suatu proses dalam memanusiakan manusia melalui pembelajaran yang dilakukan dengan sadar,baik,secara terencana /tidak terencana keseluruhan pendidikan membuat individu menjadi mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi /memecahkan berbagai masalah dalamkehidupan.
Beberapa pengertian pendidikan menurut para hali;

Sabtu, 19 Mei 2012

Meditasi dan watak




BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar belakang

Meditasi atau Samadhi ( Meditation) merupakan suatu kegiatan atau usaha seseorang dalam mengembangkan atau mengarahkan suatu kesadaran yang baik ( Kusala Citta) kepada salah satu obyek yang dipilih. Buddhisme menjelaskan bahwa Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya istilah lain Samadhi atau Bhavana yang artinya memusatkan pikiran pada satu obyek.

Ringkasan abhidhamma pitaka


RINGKASAN ABHIDHAMMA PITAKA


Terbagi atas tujuh kitab yaitu :
1.      Dhammasanghani (perincian dhamma).
Kitab ini terbagi dalam empat bab yaitu :
a. citta (kesadaran)
b.rupa (materi)
c. Nikkhepaa (ringkasan)
d.                        Atthuddhara (penjelasan)
Dua puluh tika matikam(kelompok tiga) dan seratus duka matika (kelompok dua) yg berisikan intisari abhidhamma diterangkan. Sebagian besar kitab ini menerangkana tiga yg pertama dari kelompok tiga kusala dhamma, akusala dhamma dan abyakata dhamma. Tercakup diantaranya 13 bhanavara (1 bhanacara 250 syair 1 syair 4 baris, 1 baris 8 huruf, maka 1 bhanavara terdiri dari 8000 huruf) jadi berisikan lebid dari 104.000 huruf.

sepuluh pertanyaan samanera sopaka


Sepuluh Pertanyaan Samanera sopaka

"Apakah yg satu itu? Semua makhluk bergantung pd makanan
Apakah yg dua itu? Batin dan jasmani
Apakah yg tiga itu? Tiga jenis perasaan
Apakah yg empat itu? Empat Kebenaran Mulia
Apakah yg lima itu? Lima kelompok kehidupan yg dilekati
Apakah yg enam itu? Enam landasaran indera
Apakah yg tujuh itu? Tujuh Faktor Pencerahan
Apakah yg delapan itu? Jalan Mulia Berunsur Delapan
Apakah yg sembilan itu? Sembilan tempat kediaman makhluk
Apakah yg sepuluh itu? Ia yg dikaruniai dengan sepuluh atribut disebut Arahat."


Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana

Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana

Pokok-Pokok Dasar
Pemersatu Theravada dan Mahayana
Pendahuluan
Dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tentunya memiliki ciri khas dalam ide, konsep ataupun ajarannya yang membedakannya satu dengan yang lain. Meskipun dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tersebut memiliki aliran atau mazab atau tradisi yang beraneka ragam, namun pastilah memiliki ciri khas, kesamaan beberapa konsep ajaran yang mendasar yang menghubungan satu dengan yang lain sehingga aliran-aliran tersebut masih dapat digolongkan dalam faham, kepercayaan ataupun agama induknya.
Buddhisme merupakan agama yang juga tidak lepas dari keberagaman aliran ataupun tradisi. Mayoritas, terdapat dua aliran atau tradisi dalam Buddhisme, yaitu Theravada dan Mahayana (dengan mempertimbangkan Vajrayana merupakan bagian dari Mahayana). Digolongkannya aliran Theravada maupun Mahayana sebagai bagian dari Buddhisme tidak lepas dari adanya kesamaan yang mendasar dalam beberapa konsep ajaran yang merupakan inti sari dari Buddha Dhamma.

sejarah munculnya aliran tantayana


Sejarah Munculnya Aliran Tantrayana

kebanyakan post dari theravada ya sekarang saya mau memeperkenalkan ajaran tantrayana.

Munculnya Aliran Tantrayana

Menanggapi banyaknya kritikan dan perpecahan diantara umat Buddha mengenai ajaran yang murni dan ajaran bukan dari Buddha Sakyamuni itu tidak murni itu hanya mencerminkan kesombongan orang yang tidak mempunyai pencapaian, pintar dalam berteori dan semua harus berdasarkan logika, mujijat /kesaktian itu sesat. Ajaran yang mengajarkan ajaran rahasia, kesaktian, mudra dari CFC adalah berasal dari ajaran tantrayana, jadi tidaklah tepat, seharusnya mengkritik langsung ajaran tantrayana.

Sekte-sekte Mahayana


Sekte-sekte Mahayana
Sekte-sekte Mahayana
Aliran Mahayana terdiri dari 9 sekte yaitu: Yogacara/Vijnanavada, Tri-sastra, Avatamsaka, Tien Tai, Tantra, Dhyana, Sukhavati, Nichiren dan Vinaya. (Sumber ini dikutip dari karya Prof. Junjiro Takakusu "The Essentials of Buddhist Philosophy") Berikut ini pembahasan secara garis besar mengenai ke sembilan sekte tersebut.

Sidang agung Buddhis


Sidang agung Buddhis
Daftar isi
  [sembunyikan
·         4 Sidang agung keempat
·         7 Referensi
·         8 Pustaka
·         9 Lihat pula
Sidang agung pertama (c. 543 SM)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sidang agung agama Buddha ke-1
Ananda membacakan Sutta Pitaka
Menurut naskah-naskah dari seluruh kelompok Buddhis, Sidang Agung agama Buddha pertama diadakan setelahBuddha mencapai mahaparinirvana, ditanggali oleh sebagian besar dari kelompok yang ada sekarang ini sekitar tahun 400 SM, dibawah perlindungan raja Ajatasatru dengan pimpinan bhikkhu Mahakasyapa, di gua Sattapanni Rajgriha (sekarangRajgir). Tujuannya adalah mempertahankan perkataan Buddha (sutta) dan disiplis kebiaraan atau peraturan (Vinaya). Sutta-sutta itu dibaca ulang oleh Ananda, dan Vinaya dibacakan oleh Upali. Menurut beberapa sumber,Abhidhamma Pitaka, juga disertakan. Sangha juga membuat keputusan tanpa bantahan guna menjaga seluruh peraturan Vinaya, bahkan hingga ke peraturan yang lebih kecil sekalipun.

TILAKKHANA DAN PANCA KANDA

                                              Tilakkhana dan panca kanda 
Hukum tilakkhan (tiga corak umum)
Hukum Tilakkhana ini termasuk Hukum Kesunyataan ; berarti bahwa Hukum ini berlaku di mana-mana dan
pada setiap waktu. Jadi tidak terikat oleh waktu dan tempat.

1. Sabbe sankhärä aniccä
Segala sesuatu dalam alam semesta ini yang terdiri dari paduan unsur-unsur adalah tidak kekal. Umat
Buddha melihat segala sesuatu dalam alam semesta ini sebagai suatu proses yang selalu dalam keadaan
bergerak,

Tujuh Keajaiban Jejak-Jejak Sang Buddha


Tujuh Keajaiban Jejak-Jejak Sang Buddha

3 Oktober 2008
Buddhisme di IndiaBhagavant.com,
Bodh Gaya, India – India adalah negara dimana benih-benih Buddhisme pertama kali muncul. Di sinilah Sang Buddha menyebarkan ajaran mulia agama ini.
Ada sekitar 16 situs ziarah Buddhis, di antaranya ada 4 yang memiliki arti penting. Mengikuti tur Buddhis akan memberikan kita sebuah pengetahuan akan asal muasal dan pertumbuhan Buddhisme di negara ini.
Beberapa situs ziarah Buddhisme yang ternama terletak di Lembah Gangga di bagian utara India. Di tempat inilah Sang Buddha menyampaikan ajaran pertama-Nya yang ada dalam ajaran Buddhisme.
Jadi ikutilah jejak-jejak Sang Buddha di tujuh tempat ini. Berikut tempat-tempat yang merupakan situs yang penting di dalam perencanaan tur Buddhis yang dikutip Bhagavant.com dari American Chronicle:

Sejarah agama budha



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.
Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.

Ringkasan sutta 2


DHAMMACETIYA SUTTA (M.II.IX.39)
T4  :Medalumpa, Sakya
LB : Berkenaan dgn raja Pasenadi dari Kosala yg memberikan penghormatan yg menunjukkan persahabatan serta kerendahan hati dr SB yg menakjubkan.
Intinya            :
Peringatan bagi Dharma yg merupakan prinsip-prinsip
1.Para siswa SB menjalani kehidupan luhur sila yang sempurna
2.Menjalani kehidupan luhur dlm kerukunan dan kesatuan bagaikan susu dgn air
3.Menjalani kehidupan luhur dg kesukacitaan, sederhana, tindak tanduknya dan menerima yg diberikan orla dgn tenang
4.Menjalani kehidupan luhur dg penuh kedisiplinan
5.Menjalani kehidupan luhur dg penuh semangat & membuktikan sendiri dr ajaran SB
6.Menjalani kehidupan luhur dg penuh pengendalian diri, rajin mentap dlm pengasingan
7.Menjalani kehidupan luhur dg kerendahan hati & mengalami hasil nyatadari ajaran SB

Ringkasan majima nikaya


1.    MULAPARIYAYA S.
2.    SABBASAVA S.
Tmpt : Jeta Savathi
LB: SB menerangkan kpd pr B. ttg penghentian dukkha
Inti :
1.                  SB menerangkan kpd pr B. penghentian dukkha dgn melihat, pengendalian diri, penahanan, penghindaran, penghapusan & pengembangan
2.                  Dukkha dpt dihilangkan dgn melihat (dasana)
3.                  Kalimat penjls : Dukkha akan terhenti pd diri seseorg yg mengerti & melihat, bila seseorg tdk memperhatikan dgn benar maka akan muncul dukkha baru & bertambah dukkha yg telah ada
Ket : Dgn memperhatikan hal-hal yg perlu diperhatikan & tdk memperhatikan hal-hal yg tdk perlu diperhatikan , dukkha yg baru tdk akan muncul & dukkha yg lama dpt dihilangkan
4.                   Hal yg tdk perlu diperhatikan (nafsu indera, keakuan & ketdktahuan)
5.                  Hal yg perlu diperhatikan (Empat kebenaran mulia)

DIGHA NIKĀYA


DIGHA NIKĀYA
Digha Nikaya adalah nikaya (koleksi) pertama dari Sutta Pitaka, bagian pertama Tripitaka. Koleksi ini terdiri dari 34 sutta yang panjang dan terbagi menjadi 3 vagga (Silakkhandhagga, Mahavagga, Patikavagga).

DHAMMACETIYA SUTTA


DHAMMACETIYA SUTTA
(Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya I,
Oleh : Tim Penerjemah Tripitaka,
Penerbit : Yayasan Pancaran Dharma, Jakarta, 1992)
1. Demikian telah saya dengar:

Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berada di negeri Sakya. Di sana terdapat sebuah kota kaum Sakya yang bernama Medalumpa.
2. Pada saat itu Raja Pasenadi dari Kosala sudah tiba di Nangaraka untuk suatu urusan atau yang lain. Kemudian beliau berkata kepada Digha Karayana: "Sobatku, apakah kereta telah siap ? Kita akan pergi ke Taman Hiburan untuk melihat tempat yang menyenangkan."Baik, Tuanku" jawabnya. Ketika kereta istana sudah siap dia memberitahukannya kepada raja: "Tuanku, kereta telah siap. Sekarang saatnya untuk melakukan seperti yang Tuan kehendaki."

mahagosinga sutta


MAHAGOSINGA SUTTA
Sumber : Sutta Pitaka Majjhima Nikaya II,
Oleh : Tim Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Hanuman Sakti, Jakarta, 1997
  1. Demikianlah yang saya dengar.Pada suatu waktu Sang Bhagava bersama-sama dengan para bhikkhu thera yaitu: Sariputta, Maha Moggallana, Maha Kassapa, Anuruddha, Revata, Ananda dan para bhikkhu thera lainnya berada di hutan Sala Gosinga.
  2. Di waktu malam Bhikkhu Maha Moggallana bangkit dari meditasi, beliau menemui Bhikkhu Maha Kassapa dan berkata kepadanya : “Avuso Kassapa, marilah kita pergi menemui Bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhamma.”

janavasaba sutta


BAB I
PEMBAHASAN

A Latar Belakang
Berkenaan degan orang dari Magdha yang telah mencapai alam dewa karna keyakinan mereka pada Buddha, Dhamma, dan sangha, dan menjelaskan tentang kelaahiran kembali dari berbagai umat di seluruh negeri yang meningal dunia; Kāsi dan Kosala, Vajji dan Malla, Ceti dan Vaṁsa, Kuru dan Pañcāla, Maccha dan Sūrasena, dengan mengatakan: ‘Orang ini terlahir kembali di sini, dan orang itu di sana. Lebih dari lima puluh umat dari Nādikā, setelah meninggalkan lima belenggu yang lebih rendah, terlahir kembali secara spontan dan akan mencapai Nibbāna tanpa kembali ke alam ini. lebih dari sembilan puluh dari mereka, setelah meninggalkan tiga belenggu dab melemahkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan, adalah Yang-Kembali-Sekali, yang akan kembali ke alam ini sekali lagi dan kemudian mengakhiri penderitaan, dan lebih dari lima ratus, setelah meninggalkan tiga belenggu antara lain; keserakahan, kebencian, dan kebodohan adalah Pemenang-Arus, tidak dapat lagi terjatuh ke alam sengsara, pasti mencapai Nibbāna.     

Hukum karma


Hukum Karma


Kamma(bahasa Pali) atau Karma (bahasa Sansekerta) artinya perbuatan. Kamma atau Karma adalah suatu perbuatan yang dapat membuahkan hasil, dimana perbuatan baik akan menghasilkan kebahagiaan dan sebaliknya perbuatan jahat juga akan menghasilkan penderitaan atau kesedihan bagi pembuatnya.