BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat masalah pendidikan.
Untuk memahamikonsep pendidikan ,salah satu diantaranya adalah dengan cara memahami berbagai pengetian tetang pendidikan ada. Secara umum pendidikan adalah suatu proses dalam memanusiakan manusia melalui pembelajaran yang dilakukan dengan sadar,baik,secara terencana /tidak terencana keseluruhan pendidikan membuat individu menjadi mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi /memecahkan berbagai masalah dalamkehidupan.
1. Ki Hadjar Dewantara mengatakan pendeidikan adalah daya upaya untuk menimbulka budi pekerti ,pikiran dalam tubuh anak .
2. crow dan Craw ,pendidikan adalah proses yang terjadi berbagai kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosial dan mampu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial bagi genesasi ke generasi.
3. John Dewey pendidikan adalah proses pengajaran dan bimbingan yang terjadi karena adanya interaksi dengan masyarakat .
4. Dictooniary of education, menhgatakan pendidiokan adalah proses seseorang didalam mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku didalam masyarakat tempat ia hidup khususnya yang datang dari sekolah termasuk didalamnya pranata dan perraturan sehingga ia dapt memperoleh perrkembangan.
5. Dirayakara, mengatakan pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
6. Rumusan GBHN Tahun 1993 menyatakan hakekat pendidikan adalah uisaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup
B. Jenis-jenis masalah pendidikan .
Tilaar mengidentifikasikan di dalam dunia pendidikan mengalami 5 krisis ekonomi lain meliputi:1) kualitas, 2) relevansi, 3) elitisme, 4)Management, 5)masalah pemerataan.
1. kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan yang mampu menyubang nilai tambah, sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi . sulit untuk menetapkan karakteristik yang digunakan untuk mengukur pendidikan,namun beberapa indikator dapat digunakan sebagai rambu –rambu untuk mengukur kualitas pendidikan tersebut . beberapa indikator tersebut antara lain :
1. mutu guru yang masih rendah pada semua jejang pendidikan
2. alat bantu proses belajar mengajar seperti buku tulis ,peralatan laboratoriumdan bengkel kerja yang belum memadai
3. tidak meratanya kualitas lulusan yang dihasilkan untuk semua jejang pendidikan.
2. Relevasi pendidikan atau efisiensi eksternal suatu sitem pendidikan kriterianya dapa diukurdarikeberhasilan sistem itu dalam memasok tenaga-tenaga kerja terampil dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan sektor –sektor pembangunan .apabila kita melihat di negara- negara berkembang tingkat pendidikan rata-rata dari pengangguran miningkat dari tahun ke tahun terutama setelah tahun tujuh puluhan.
3. Elitisme yang dimaksud elitisme dalam pendidikan ialah kecenderungan penyelenggaraanpendidikan oleh pemerintah menguntungkan kelompok masyarakat yang kecil atau yang justru mampu di tinjau dari segi ekonomi.
4. Managemen pendidikan, didalam kajian ekonomi , pendidikan dapat di pandang sebagai suatu industri, sebagai suatu industri pengembangan sumberdaya manusia pendidikan harus dikelola secara profesional .menutut adanya kerja keras dari berbagai macam pihak , untuk bisa tampil unggul dalam dunia globalisasi, pendidikan bukan merupakan faktor yang paling menentukan ,meskipun penting masih harus di perhtungkan dan ditingkatkan kekuatan faktor –faktor lain disaping pengelolaan sumberdaya manusia dan alam ,dana dan sumber-sumber lain yang terbatas perlu dialokasikan secara tepat ,tidak lupa smangat komitmen dan kemauan politik kadang-kadang sangat menentukan keberhasilan suatu program pendidikan yang di inginkan.
5. Pemerataan pendidikan, Pada tahun awal repletika 1, indonesia pernah mendapat rejeki nomplok kerena melonjaknya harga minyak . berkat minyak bumi kita bisa memenuhi sebagian besar desakan aspirasi pendidikan, terutama pada tinkat sekolah dasar ,melalui impres dengan impres sfd itu peemeritah telah meningkatkan mutu bangsa . salah satu mutu bangsa adalah ditandai dengan partisipasi pendidikan dasar, sekarang di indonesia angka partisipasi, untuk sekolah dasar sudah hampir mencapai 100
C. keterkaitan antara jenis masalah pendidikan dengan kebijakan pendidikan
a. permasalahan dan kebijakan pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan dalam bab I buku repelita , pada awal repelita satu keadaan pendidikan di indonesia menunjukan beberapa ketidak seimbangan antara lain :
1. ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang berumur cukup untuk sekolah dengan jumlah fasilitas yang dapat disediakan bagi mereka.
2. Ketidakseimbangan pendidikan secara horizotal yaituantara jenis dan bidang pendidikan hal ini menimbulkan akibat kurang sesuainya persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan.
3. Ketidakseimbangan vertikal yaitu perbandingan antara SD, sekolah lanjutan tinkat menengah dan perguruan tinggi akademi.
Selain ketidakseimbangan tersebut ,juga dikemukakan bahwa dalam kenyatannya masih terdapat masalah laindibidang pendidikan , misalnya masih bayak buta aksara dan angka, banyaknya drop out SD dan perguruan tinggi , rendahnya kualitas hasil pendidikan , masih kurang berwenang serta didalam administrasipendidikan masih terdapat berbagai macam kekurangan .untuk mengatasi masalah – masalah bidang pendidikan tersebut dalam repelita I pemerintah menetapkan beberapa kebijaksanaan dan langkah –langkah antara lain:
1. Progam pendidikan secara horizontal lebih diarahkan kepada kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sektor –sektor pembagunan yang diprioritaskan seperti pertanian ,industri yang mendukung pertanian ,industri ringan dan kerajinan rakyat , prasarana serta pariwisata.
2. Secara vertikal program pendidikan diarahkan kepada perbaikan kesesimbangan ,dengan menitik beratkan kepada tingkat pendidikan menengah.
Dalam repelita II terdapat masalah pendidikan yang lebih khusus yang dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. persoalan–persoalan yang dapat berkaitan dengan perkembangan sistem pendidikan.
2. pemeliharan dan peningkatan mutu pendidikan.
3. perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat.
4. perluasan kesempatan belajar.
5. pengembang sistempenyajian
6. pendidikan diluar sistem sekolah (pendidikan non formal).
7. usaha-usaha lain dalam pembinaan generasai muda yang meliputi kelompok usia 15-24 tahun.
8. pengembangan sistem informasi dan kemampuan pengelolaan yang dapat di andalkan untuk melaksanakan pembaharuan pendidikan.
9. pengarahan penggunaan sumber- sumber pembiayaan yang tersedia .
Dalam trilogi pembangunan pada masa pelita kebijasanaan pendidikan diprioritaskan pada upaya pemerataan upaya ini dalam bidang pendidikan di rumuskam dalam jalur kedua dari delapan jalur pemerataan yakni pemerataan dalan memperoleh kesempatan pendidikan hal ini dinyatakan secara tegas dalam repelita III yakni titik berat pelaksanaan pembangunan dalam bidang pendidikan selama repelita III adalah penyediaan fasilitas padapendidikan dasar bagi anak –anak yang berumur 7-12 tahun.padarepelita IV yang menegakan pada berbagai bidang kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan keseimbangan dan keserasian pendidikan nasional yang sngat penting bagi perkembangan sumberdaya manusia .untuk mencapai tujuan tersebut dalam repelita IV memprogramkan tiga kebijaksanan umun dalam pembangunan bidang pendidikan nasional antara lain :
1. pendidikan seumur hidup
2. Pendidikan sementara menyeluruh dan terpadu
3. Kebijaksanaanuntuk membina kemajuan adat budaya dan persatuan
Sedangkan repelita Vmengarah pada kebijaksanaan pendidikan di prioritaskan pada perbaikan sistem dan mutu pendidikan dalam keseluruhan unsur , jenis ,jalur dan jenjangnya. Beberapa kebijakan umum dalam repelita V sebagai berikut:
a) Meningkatkan pembudayaan nilai pancasila dalam rangka mewujutkan manusia itu sendiri yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
b) Meningkatkan mutu pendidikan
c) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
d) Menata kembali pendidikan dan tenaga pendidikan
e) Melaksanakan penelitian , pengembangan penddikan ,budaya agar menghasilkan gagasan baru yang efisien.
f) Penyelenggaraan mutu untuk semua jenis jejang pendidikan agar dapat mutu pendidikan yang baik
b. Kebijaksanan pendidikan dan keterkaitan dengan masalah ketenaga kerjaan
Pembangunan bidang pendidikan yang di lakakan melalui cara repelita I sampai repelita V telah berhasil meningkatkan pendidikan rakyat indonesia .lebijaksanan umum bidang ketenaga kerjaan selalu dituangkan dari kebijaksanaan dan proram kerja pada setia repelita yang umumnya memprioritaskan upaya kesempatam kerja .untuk melaksanakan kebijasanaan pemeritah ada tiga progam pokok yang langsung dibawa lingkup drpartemen tenaga kerja:
1. Program pembinan dan peningkatan latihan keterampilan.
2. Progam pembinaan hubungan dan hubungan , perlindungan tenaga kerja.
3. Program pengaturan dan penyebaran tenaga kerja
Menurut catatan dalam repelita ke repelita yakni akhir repelita V masih ada permasalahan tenaga kerja antara lain:
1. Masalah kesempatan kerja yang berkaitan dengan junlah pencari kerja
2. Masalah angkatan kerja yang lebih cepat dangan pertumbuhan ekonomi
3. Masalah terdapat belum meratanya tenaga kerja dijawa dan di luar jawa
4. Masalah tingginya pengangguran di desa dab di kota
5. Terdapat banyak lulusan pendidikan tinggi yang tidak terserat di lapangan kerja
D. Faktor-Faktor Penyebab Pendidikan di Indonesia
Dalam aktifitas pedidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruh terutama terletak pada pendidikan dengan segala kemampuan dan keterbatasanya keenam faktor pedidikan meliputi:
a. Faktor tujuan
Dalam praktek pendidikan,baik lingkungan keluarga,dilingkungan sekolah maupun dimasyarakat luas banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh peserta didik
b. Faktor pendidik
Faktor pendidik dibagi menjadi dua kategori:
1. Pendidik menurut kodrat ,yaitu orang tua
2. Pendidik menurut jabatan ,ialah guru
Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orangtuanya(ibunya) dalam keadaan tidak berdaya.hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatip mengandung dua unsur dasar :
1. Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak
2. Unsur keadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua , masyarakat dan negara .hubungan antara guru dan murid mempunyai dua unsur .
1. Kasih sayang terhadap peserta didik
2. Tanggung jawab kepada tugas pendidik
a. Faktor peserta didik
Empat faktor mempengaruhi peseta didik dalam menerima pelajaran yaitu:
1. Linkungan dimana peserta belajar scara kebtulan dan kadang kadang mereka belajar tidak diprogamkan.
2. Lingkungan belajar dimana peseta didik belajar secara sengaja dan dikehedaki.
3. Sekolah dimana peserta didik belajar mengikuti program yang ditetapkan.
4. Lingkungan pendidikan obtimal disekolah yang ideal dimana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif sekaligus menghayati nilai-nilai.
b. Faktor isiatau materi pendidikan
Materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik lansung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Syarat utama dalam memilih materi pendidikan :
1. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Materi harus derus dengan peserta didik.
c. Fator metode pendidikan
Metode pendidikan adalah cara yang didsalamnya fungsi merupakan alat untuk mecapai tujuan .untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan atau kurikulum.
d. Faktor situasi lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruihi prosesdan hasil pendidikan.situasi lingkungan meliputi linkungan fisis,lingkungan teknis dan lingkungan sosial-kultural. Situasi linkungan berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan sehingga lingkungan menjadi pembatas pendidikan .
E. Upaya mengatasi masalah pendidikan
Jenis-jenis upaya mengatasi masalah pendidikan antara lain :
1. Proyek perintis sekolah pembangunan
2. Bantuan masyarakat desa pada sekolah dasar
3. Pendidikan pramuka untuk daerah transmigrasi
4. Proyek pendidikan anak oleh masrakat
5. Pusat kegiatan belajar
6. Kuliah kerja nyata yaitu KKN
7. Badan usaha tenaga kerja sularela tenaga kerja indonesia(BUDSI)
8. Proyek pengembangan sistem informasi p[endidikan dan kebudayaan
9. Sekolah staf pimpinan administrasi
10. Proyek perintis perencanaan integral pendidikan daearah
11. Proyek percobaan radio pendidikan
12. Program pembinaan bakat
13. Proyek STM pembangunan
14. Sistem kegiatan belajar oleh masyarakat
15. Pembangunan sistem perencanaan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapast di simpulakan bahwa hakekat pendidikan dapat di lihat dari pengertian menurut beberapa ahli dan pengertian pendidikan secara umum.Seperti yang kita ketahui pendidikan yang terjadi di Indonesia pada saat ini belum mencapai maksimal seperti yang di harapkan dan banyaknya faktor pendidikan yang terjadi yang sulit di atasi oleh pemerintah tetapi di samping itu pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut.
B. SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermampaat bagi sekolah tinggi ilmu agama buddha dan masyarakat pada umumnya. Dan dengan tersusunnya makalah ini bias menambah wawasan bagi mahasiswa sekolah tinggi ilmu agama Buddha hakekat pendidikan dan masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Prof.H.M M.Ed, dasar dasar kependidikan, Universitas Terbuka, Jakarta,1991
Hamdani Ali,MA. M.Ed, filsafat pendidikan, kota kembang,Yokyakarta, 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar