Minggu, 03 Juni 2012

sidang konsili budhis


Sidang konsili / sidang samaya (pertemuan agung)
1. Konsili Dharma Buddhis Pertama

Konsili pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha pariNibbana.
Di bawah perlindungan raja Ajatasattu dari Kekaisaran Magadha, Konsili ini diadakan pada tahun 543 SM di Rjagaha, India. 

Hadir dalam persamuan agung tersebut sebanyak 500 (lima ratus) Arahat yang menyusun kembali ajaran Buddha. 

Tujuan konsili ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan Buddha (sutta (Buddha)) dan menjabarkan hukum-hukum monastik (vinaya)

Konsili ini dipimpin oleh YA. Mahakassapa. 
YA. Ananda ditunjuk untuk menuturkan Dharma 
dan YA. Upali ditunjuk menuturkan vinaya.



Hasil dari sidang agung inilah yang menjadi dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa sejarah agama Buddha.
2. Konsili Dharma Buddhis Kedua

Konsili ini diadakan oleh raja Kalasoka pada abad ke 4 SM di Vesali, India. 

Konsili diadakan karna adanya konflik-konflik antara pengikut tradisionalis dan gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.

Pengikut tradisional menganggap Buddha adalah seorang manusia biasa yang mencapai pencerahan, yang juga bisa dicapai oleh para bhiksu yang mentaati peraturan monastik dan mempraktekkan ajaran Buddha demi mengatasi samsara dan mencapai arahat. 

Namun kaum Mahasanghika menganggap itu terlalu individualistis dan egois. Mereka menganggap bahwa tujuan untuk menjadi arahat tidak cukup, dan menyatakan bahwa tujuan yang sejati adalah mencapai status Buddha penuh, dan inilah yg menjadi cikal bakal munculnya Mahayana. Mereka menjadi pendukung peraturan monastik yang lebih longgar dan lebih menarik bagi sebagian besar kaum rohaniawan dan kaum awam (itulah makanya nama mereka berarti kumpulan "besar" atau "mayoritas", yg sekarang dikenal dengan kendaraan besar).

Konsili ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. 
Mereka meninggalkan sidang dan bertahan selama beberapa abad di Indian barat laut dan Asia Tengah menurut prasasti-prasasti Kharoshti yang ditemukan dekat Oxus.


Dakwah Asoka (+/- 260 SM)

Maharaja Asoka dari Kekaisaran Maurya (273–232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Karena menyesali perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga membangun jalan-jalan dan rumah sakit-rumah sakit di seluruh negeri.

Periode ini menandai penyebaran agama Buddha di luar India. Menurut prasasti dan pilar yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga. Kemungkinan besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut prasasti-prasasti Asoka.


Kapital (pucuk pilar) sebuah pilar yang didirikan oleh maharaja Asoka di Sarnath +/- 250 SM.


Terakhir diubah oleh co_ols tanggal Mon Jun 01, 2009 12:33 pm, total 1 kali diubah

3. Konsili Dharma Buddhis Ketiga

Maharaja Asoka memprakarsai Konsili Dharma ketiga sekitar abad ke 3 SM di Pataliputra (sekarang Patna). 

Konsili ini dipimpin oleh YA Moggaliputta yang menyusun buku Kathavatthu yang menolak pandangan keliru yang dianut sebagian murid. Ajaran itu disepakati dan diterima oleh konsili ini dan dikenal sebagai Theravada atau "jalan para sesepuh". 

Dalam pertemuan itu mulai disusun Abhidhamma yang kemudian dikenal sebagai Abhidamma Pitaka.
4. Kongsili Buddhis Keempat
.
Kongsili ini diadakan pada tahun 80 SM di bawah pemerintahan raja Vattagamani Abhaya, Sri lanka. 

Konsili ini berhasil menyusun Tipitaka dan kitab komentar (Atthakatha) yg dituliskan pada daun palem


Tidak ada komentar:

Posting Komentar